Dalam impian masa remajaku
Kuingin memiliki tubuh dan jiwa yang sempurna,
Memang- tanganku yang kecil ini tak mampu untuk meraih segala yang kumau,
Tapi kuyakin jiwa yang ada dalam tubuh mungilku dapat merangkul semua ,
Dan aku yakin dapat merangkul raksasa walaupun aku sebenarnya seorang kurcaci.
Kan kugapai semua cita dan harapan -sekalipun itu semua
melayang lepas ataupun tergantung
diujung langit.

www.duniasastra.com

Pernah aku menangisi semua yang terjadi,
tapi kini air mataku mengering sudah,
Kucoba kubangun kembali puing-puing hidupku yang hilang,
aku susun sedikit demi sedikit puing-puing itu untuk kehidupan yang lebih baik dikemudian hari
Dan sekali lagi ku ucapkan !
Aku bukanlah seorang pemimpi yang menanti datangnya seorang peri.

Aku adalah si kurcaci raksasa yang memiliki tekad mengegelegar laksana halilintar
kokoh laksana bebatuan karang.
Jiwaku telah ditempa besi yang panas, terbakar , berabukan peluh ,dan berbunga api airmata.
Jiwaku menuntunku untuk bicara jujur,
sekalipun terasa berat, aku tetap berusaha.

Aku hanyalah manusia biasa,
Sesekali aku menyesali- tapi aku mencoba untuk tidak melihat masa silam ,
biarlah itu semua menjadi warna hidupku yang melecuti setiap arah langkahku.
Kucoba menegakkan tubuhku ini, walau pedih-perih terasa sesak dalam misteri.
Kucoba kuangkat kembali karung-karung bernama harapan, ku terjatuh,
Kucoba untuk bangkit kembali,
Aku terjatuh dan aku terjatuh……
Entah berapa kali aku terjatuh, aku tak dapat menghitungnya,

Namun aku masih bertahan ,
karena hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah perjuangan,
memasuki rahasia langit dan bumi,
serta mencipta dan mengukir kehidupan adalah tujuan akhirku.

Aku merasakan getaran aneh
ketika aku sedih, dan ketika aku bahagia, bagiku keduanya adalah sama.
Bagiku tawa adalah kesedihan yang terbuka dari penyamarannya.
dan tangis adalah kebahagiaan yang tertunda hari kedatangannya.
Dan kuyakin masih ada hari esok bersama Pelangi.
Aku terus berusaha dan berdoa,
Aku serahkan tubuh dan jiwaku sepenuhnya untuk-Mu Tuhan,
Lindungi dan dekatkanlah aku pada-Mu.
Rangkullah aku dengan cahaya petunjuk-Mu,
Dan ketika aku melihatnya,
Aku akan berlari Mengejarnya !.


Hartono Benny Hidayat

https://duniasastra.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *