Aku adalah anak-anak kesunyian,
Aku terlahir tanpa tempat bersandar dan hidup bagai daun yang berserakan….
Aku terlahir dalam kerasnya rimba kehidupan,namun aku tahu cara menghargai nilai kemanusiaan;


Dalam Cinta aku berkelana; ………
Mengarungi kerasnya hidup dan melintasi sunyinya waktu….
Jiwaku adalah penuntunku,
Lewat sekolah kehidupan aku belajar….
Lewat sekolah kehidupan aku memaknai hidup…
Atapku berteduh adalah langit, tempatku berbaring adalah trotoar jalan,pakaianku adalah debu jalanan…..


Aku adalah anak-anak Tuhan yang selalu didera rasa lapar dan haus ….
Seandainya aku kalah dalam peperangan ini dan mati sudut ruang kotor itu,
Maka angkatlah jasadku dengan hormat,mandikanlah jasadku dengan airmata kalian,
Baringkanlah jasadku dengan kelembutan, Lafalkanlah untukku untaian doa serta puja-puji kehidupan….
Berikanlah nisan seadanya untukku,entah batu ataupun sisa-sisa tulang belulang makanan kalian- sebagai pertanda…
Torehkanlah nisanku dengan sebutan: “Anak langit”,karena aku tidak memiliki surat-surat sah resmi sebagai tanda kehidupan…


Percayalah meski kalian tak mengenalku,namun aku mengenal “ kalian” lebih dari kalian mengenal diri kalian sendiri…
Aku adalah anak bathin kalian; yang kalian usir dan kalian buang dalam keriuhan kota ,” Sosok Asing“ yang kalian kucilkan dalam keheningan rumah jiwa kalian yang hampa!.
Hartono Benny Hidayat


www.duniasastra.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *