Aku bukanlah bintang yang menerangi gelap malam
Dan bukan pula daun kering yang berserak tertiup angin Aku adalah seorang pengembara yang sedang menyusuri dan mencari pelangi dibalik kabut hitam.
Yang ingin kujumpai diujung harapku adalah Lentera jiwa, Obor kehidupan yang menerangi setiap langkahku. Aku adalah tarikan nafas lautan .
Aku adalah airmata langit. Aku adalah senyuman bumi.
Begitu juga Cinta adalah tarikan nafas dari lautan perasaan , air mata langit , dan senyuman dari bumi sang jiwa,
Setiap kuletih melangkah, kuhenti sejenak- untuk sekedar mencium harummu, Kusandarkan tubuh ini dan kuselimuti diriku dengan senandung merdu, Senandung yang juga dinyanyikan oleh sungai dan hutan.
Saat jiwaku lapar…kusinggahi “rumah” disetiap jalan yang kulalui, Kuketuk rumah-rumah mereka dengan lonceng-lonceng kehidupan Aku hendak menyemaikan benih – bunga- jiwa yang terangkai dari dasar hati dan kuyakin bumi akan menerimaku dan memberiku wangi bunga, Aku akan membawa impianku sampai kelangit Dan kuyakin langit akan memberiku apa yang dinamakan cinta.
Tetapi yang kudapati, rumah-rumah itu telah terisi sepasang jiwa, yang sejatinya-ingin kucari. Aku tak ingin memadamkan lentera hati-yang ada dalam sangkar sepasang merpati putih Karena ku tahu kecantikan bersinar lebih terang dalam hati orang yang merindukannya, daripada mata yang melihatnya…. kucoba rentangkan kembali sayap patahku… kembali kuterbang ,lalu menghilang dibalik awan.
Kutinggalkan tanda mata berupa tetes darah dari setiap daun pintu yang kubuka, Sebagai tanda bahwa Aku, si-Jiwa kesepian pernah hadir disini. Jiwa yang menghembuskan nafas kerinduan Jiwa yang menyenandungkan kebahagiaan dan nestapa cinta , sipembawa karung kasih bernama harapan.
Dan kuketahui Cinta telah memperlakukan ku seperti matahari yang menghidupi dan mematikan padang-padang dengan panas teriknya. Jiwaku menasehatiku dan mengungkapkan kepadaku bahwa cinta Tidak hanya menghargai orang yang mencintai , tetapi juga orang yang dicintai.
Sejak saat itu bagiku cinta ibarat jaring laba-laba diantara dua bunga Yang dekat satu sama lain. Cinta menjadi lingkaran cahaya yang tanpa awal dan tanpa akhir. Wahai sukma agung yang terdiam bisu, Dalam keheningan malam, aku mendengar suaranya yang amat merdu Ketika ku hendak menutup mata ini , masih kurasakan sentuhan jemarinya yang lembut dibibirku…
Masih teringat ketika kami berada ditaman , kami duduk diatas sebuah batu sambil menatap cakrawala yang jauh.
Dia menunjukkan padaku sudut langit yang berwarna keemasan, dan menyadarkanku akan merdunya senandung burung-burung sebelum mereka tidur dimalam hari. Dialah kekasih khayalku,yang selalu menemaniku kemana kupergi.
Prasasti jiwaku bersaksi dan berkata ; Kegelapan bisa menyembunyikan pepohonan dan bunga-bunga dari pandangan mata . Tetapi kegelapan tidak dapat menyembunyikan dirinya dari jiwaku.
Wahai Alam raya… Dunia para penyair yang bermahkotan duri, Aku terlahir dari dunia yang hilang…dan dalam ketersendirianku kuciptakan kekasih khayalan untuk pasangan jiwaku.
Aku tertawa untuk diriku- atas kemalangan jiwaku… Apakah aku telah kehilangan bentuk-bentuk kehidupan sehingga aku merasa lebih baik melihat dan mendengar dalam alam impian ?
Dikeheningan malam yang dingin, kulepaskan jiwaku agar bisa menari-menari diawan, dan kubiarkan pula jiwaku bermandikan seribu bintang!
…….Ku bermimpi !………….
Lalu, Kutemukan diriku didalam sebuah perahu kecil, terapung-apung di samudera luas tanpa batas. “Tiba-tiba aku memandang keatas , dan melihat kekasih hidupku , berada sangat dekat diatasku.
Aku bersorak kegirangan, membentangkan tanganku dan berteriak, ‘mengapa engkau meninggalkan aku kekasih ?’ Kemana saja engkau selama ini ? mendekatlah kepadaku , dan jangan pernah lagi meninggalkan aku sendirian !” “Tetapi dia tidak bergerak.
Diwajahnya kulihat tanda-tanda kesedihan dan kesakitan yang tak pernah aku lihat sebelumnya.
Dengan suara lembut dan lirih , dia berkata ‘ “Aku datang dari kedalaman samudera untuk melihatmu sekali lagi. ‘Aku ingin melihatmu tersenyum untuk terakhir kali !.
’ Kembalilah keduniamu dan lupakanlah aku !” “Kumohon lupakanlah aku !” kulihat dia menutup wajah cantiknya yang berderaikan air mata darah Setelah mengucapkan kata-kata itu , dia menghilang kedalam gumpalan kabut yang tiba-tiba datang.
Aku berteriak sekeras-kerasnya, dengan hati kalut aku memanggilnya kesegala arah, ‘Aku mencintaimu…jangan tinggalkan aku !’ , aku menantap nanar kesegala penjuru , tetapi yang nampak hanya rintik-rintik hujan , kerlip bintang yang bertemankan untaian cahaya lembut sinar rembulan.
Kekasihku , kuharap aku dapat mengatakan kepadamu, apa arti kehadiranmu untukku. Semua itu menciptakan jiwa dalam jiwaku, disaat hatiku hampa dan gemetar , aku merasa sangat membutuhkan seseorang untuk mengatakan kepadaku, bahwa masih ada hari esok, untuk semua isi hati dan jiwa yg sepi, dan engkau selalu melakukannya untukku.
Kekasihku, Kapanpun kucoba untuk mendekatimu lewat ucapan, Sebagai pribadi yang utuh. Tetapi engkau selalu menjauh dariku Dan sulit kugapai.
Tetapi apapun yang terjadi aku senang bersamamu…. Karena engkau adalah sebuah menara kekuatan !, Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan hari ini tanpa engkau.
Walau aku harus mandi dalam kobaran api, denganmu aku merasa sangat terlindungi dan terjaga. “Aku kembali ketempat peraduanku, jiwaku merintih ,aku seperti berada diperahu yang ganjil !”…’perahu yang mudah goyah disapu ombak dan badai’…
Lalu kulihat jasadku terkapar ditepi pantai, kulihat sekelompok gagak mengelilingiku…menanti dengan sabar lepasnya ruh dari ragaku !’…jiwaku memelas melihat jasad yang tak berdaya didepannya, kemudian dengan perlahan-lahan aku meninggalkannya….
Dan kulihat juga disana , kulihat kakasih jiwaku sedang terpasung dan didera, darah menetes dari kaki dan tangannya ! dan jatuh menimpa bunga-bunga yang ada dibawahnya.
Janganlah menangis kekasihku, cinta tercipta untuk membuat mata-mata kita dan menjadikan kita pelayannya, agar kita mendapat anugerah kekuatan dan ketabahan.
Hentikan airmatamu, karena kita telah mengangkat sumpah. Lalu ku berkata, “Ketika aku berdiri bagaikan sebuah cermin jernih dihadapanmu , Kamu memandang kedalam diriku dan melihat bayanganmu. Kemudian kamu berkata, “Aku Cinta Kamu”.
Tetapi sebenarnya kamu mencintai dirimu dalam diriku.” Wahai kekasih hati! , “Hanya dengan cinta yang indah kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan dan duka perpisahan.
Aku tak punya pilihan lain kecuali berjuang setiap hari sampai kutemukan harta yang layak kuserahkan kepadamu, Harta untuk membantu kita dalam mengarungi penziarahan hidup kita”.
Ketika tangan kehidupan terasa berat dan malam tak berirama, inilah saatnya untuk cinta dan kepercayaan.
Dan betapa menjadi ringannya tangan kehidupan dan betapa berirama malam, Ketika sesorang mencintai dan mempercayainya.
Cinta adalah cahaya ghaib yang dipancarkan dari inti yang membakar jiwa dan menyinari sekeliling bumi. Sehingga memungkinkan kami merasa hidup laksana mimpi indah diantara keterjagaan yang satu dengan keterjagaan yang lain.
‘Wahai kekasih, walau ragaku telah menyatu dengan tanah, Aku akan senantiasa mengingat cinta pertamaku, Dan aku akan menggapai kembali saat-saat yang ganjil itu.
Ingatan yang mengubah dasar perasaanku dan membuatku sedemikian gembira meskipun kegetiran terasa dalam misteri. ”Ia” akan terus hidup laksana seorang tawanan cinta diseberang laut,dimana “ia” dikebumikan.
Cinta adalah segala sesuatu yang dapat kuperoleh , serta tak seorangpun yang dapat melenyapkannya dariku. Hubungan antara kau dan aku merupakan hal paling indah dalam hidupku.
Sesuatu yang paling mengesankan yang pernah kuketahui dalam hidup- dan akan selalu aku kenang…
Wahai para Pencinta , Pemusik dan Penyair !,
Telah kutemui pelangi dibalik kabut hitam,
serta Telah kutemukan kuncup bunga dimahkota duriku Aku mencintai Terang persis seperti aku mencintai Kegelapan,
Aku terjaga dalam dekapan bunga dan kelembutan jemari sinar mentari! Aku akan keluar, sekarang aku berjalan memasuki lentera itu, Kulihat matanya berkaca-kaca didalam keharuan.
Aku membelai rambutnya dan berkata, “Aku mencintaimu kekasihku sebelum kita berdekatan , sejak pertama kulihat engkau.Aku tahu ini takdir. Kita selalu bersama dan tidak akan ada yang memisahkan kita.”
“Cintaku padamu wahai kekasih , akan tetap ada hingga akhir hidupku , dan setelah mati “Tangan Tuhan” akan mempersatukan kita kembali.
” Hari ini aku telah bersama pasangan jiwaku yang kucinta, ia dan aku menyatu dalam obor Tuhan yang telah diciptakan sebelum dunia ada.
Tak ada kekuatan didunia ini dapat mengingkari kebahagiaanku dengan dirinya, karena kebahagiaanku lahir dari pelukan dua roh yang disatukan dengan sikap saling memahami dan dipadukan dan dipayungi oleh Cinta kasih.
Dalam Damai dan Kasih-Nya Kemudian aku tuntun tangannya yang suci Menuju Altar cahaya keabadian .
Hartono Beny Hidayat berkoaborasi dengan KG
“Perkawinan adalah penyatuan dua jiwa dalam cinta yang kokoh untuk menghapuskan perpisahan. Ia adalah kesatuan agung yang terpisah dalam roh. Ia adalah gelang emas dalam sebuah rantai yang permulaannya adalah sebuah pandangan, dan akhirnya adalah Keabadian. Ia adalah hujan suci yang jatuh dari langit tak ternoda untuk menyuburkan dan memberkati ladang-ladang illahi.”(KG)
Impian dan cinta akan saling memberi satu dengan yang lain, serupa dengan apa yang dilakukan matahari ketika mendekati malam,dan yang dilakukan bulan ketika mendekati pagi. Terpujilah cinta yang mampu mengisi kesepian manusia, dan mengakrabkan hatinya dengan hati manusia lain
2001