Bule dan Pakle….dengan lirih aku ingin bercerita,
waktu kecil dulu aku punya impian, bahwa kalau aku sudah besar aku ingin jadi pilot…


sering waktu disawah dulu, aku melihat pesawat kecil melintas diudara…
Betapa ingin hatiku , dikala itu bahwa suatu saat pesawat itu mendarat didepan gubuk kita, menjemput pakle ; bule dan adik.


Dulu Pakle pernah bilang, jangan pernah malu jadi anak petani, kalau kamu pintar kamu bisa jadi apa saja…
Tapi kini pakle…aku baru menyadari bahwa pesawat itu memang selalu berada diatas , tak mungkin mampir digubuk kita yang reyot ini….


Kini hanya impian gila saja yang ada diotakku, untuk menukarkan ’si-gemuk” dengan bangku kuliah, oleh sebab itu aku tak tega pakle…gimana nanti pakle bisa kerja, kalau sigemuk digadaikan?!…tidak pakle, aku tak mau mengorbankan itu semua…biarlah pesawat khayalan itu menungkik deras ketanah…dan terkubur dalam-dalam dari harapan dan citaku…


Aku bercerita ini ke pakle dan bule karena aku kecewa, kekayaan hakikiku- kini telah dirampok oleh kemiskinan, dan aku menyadari bahwa pintar saja tidak cukup untuk dapat menjadi “orang”.


Kini biarlah alam dan semesta yang mengajar- dan mendidik aku…dan aku cukup berbesar hati pakle, bule !….walau kalian sedang tertidur lelap..aku berharap, bahwa kalian masih mengingat impian masa kecilku dulu….

Hartono Benny Hidaat www.duniasastra.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *